Tidaksemua yang disembah selain Allah Ta'ala disebut dengan thaghut. Karena pendapat yang benar dari berbagai pendapat para ulama tentang makna istilah thaghut adalah sebagaimana perkataan Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullahu Ta'ala dalam Tafsir-nya (3/21): الصواب من القول عندي في الطاغوت أنه كل ذي
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat) seperti Aku mengutus kamu kepada mereka (untuk) artinya untuk menyerukan ('Sembahlah Allah) esakanlah Dia (dan jauhilah thaghut,') berhala-berhala itu janganlah kalian sembah (maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) lalu ia beriman (dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti) telah
cash. وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ Arab-Latin Wa laqad ba'aṡnā fī kulli ummatir rasụlan ani'budullāha wajtanibuṭ-ṭāgụt, fa min-hum man hadallāhu wa min-hum man ḥaqqat 'alaihiḍ-ḍalālah, fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīnArtinya Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan "Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. An-Nahl 35 ✵ An-Nahl 37 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat An-Nahl Ayat 36 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari banyak ahli ilmu terhadap isi surat An-Nahl ayat 36, di antaranya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan sungguh kami telah mengutus di tengah setiap umat yang telah berlalu seorang rasul yang memerintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah dan taat kepadaNya semata serta meninggalkan penyembahan kepada selainNya, seperti kepada setan-setan, patung-patung dan orang-orang mati dan lain sebagainya yang dijadikan sebagai penolong selain Allah. Maka diantara mereka terdapat orang yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga dia mengikuti para rosul, dan diantara mereka terdapat juga para penentang keras yang mengikuti jalan menyimpang, sehingga jatuhlah ketetapan sesat padanya. Allah tidak memberikan taufik kepadanya. Maka berjalanlah di muka bumi dan saksikanlah dengan mata kepala kalian bagaimana angan-angan orang-orang yang mendustakan dan kehancuran yang menimpa mereka, agar kalian dapat mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram36. Sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat terdahulu seorang Rasul yang mengajak umatnya untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya, berupa berhala, setan dan lainnya. Di antara mereka ada yang Allah beri taufik lalu dia beriman kepada-Nya, mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Di antara mereka ada yang kafir kepada Allah, mendurhakai Rasul-Nya maka Allah tidak memberinya taufik lalu ia pun tersesat. Maka berjalanlah di muka bumi agar kalian melihat dengan mata kepala kalian bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan sesudah mereka ditimpa hukuman dan azab.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah36. Sungguh kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat untuk mengajak menyembah Allah Semata dan memberi peringatan dari penyembahan berhala-berhala dan godaan setan. Kemudian manusia terbagi menjadi dua golongan; sebagian mereka Allah beri petunjuk sehingga mereka mengikuti para rasul, dan sebagian mereka mengikuti jalan kesesatan sehingga mereka layak tersesat dan hidup menderita. Berjalanlah di atas muka bumi dengan penuh penghayatan, dan lihatlah kesudahan orang-orang terdahulu yang mendustakan para dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah36. وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat Untuk menegakkan hujjah atas mereka. أَنِ اعْبُدُوا۟ اللهَ وَاجْتَنِبُوا۟ الطّٰغُوتَ ۖ Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu Yakni tinggalkanlah seluruh sesembahan selain Allah seperti setan, dukun, berhala, serta semua orang yang mengajak kepada kesesatan. فَمِنْهُمmaka di antara umat itu Yakni diantara umat-umat yang Allah utus kepada mereka para Rasul. مَّنْ هَدَى اللهُada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah Yakni Allah beri mereka petunjuk kepada agama dan tauhid serta Allah jauhkan dari thaghut. وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۚ dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya Yakni layak untuk tersesat, karena mereka bersikeras diatas kekafiran dan kedurhakaan. Padahal kewajiban mereka adalah mentaati perintah Allah dan menerima seruan-Nya, dan bukan malah membantah hujjah yang telah disebutkan tadi. Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk beriman, namun tidak semuanya dikehendaki Allah untuk mendapat hidayah, sebab seandainya Allah menghendakinya niscaya seluruh hamba-Nya tidak akan ada yang kafir. فَسِيرُوا۟ فِى الْأَرْضِMaka berjalanlah kamu dimuka bumi Dengan tujuan mengambil pelajaran. فَانظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Dari umat-umat terdahulu, ketika kalian menyaksikan sisa-sisa peradaban mereka seperti kaum Aad dan Tsamud, kesudahan mereka adalah peradaban yang hancur setelah kebinasaan diri mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah36. Sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu yaitu segala yang disembah selain Allah, seperti setan dan lain-lain yang mengajak pada kesesatan”, Maka di antara umat manusia ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang telah ditetapkan menjadi sesat. Sehingga mereka tidak beriman tanpa ada yang mampu mencegah, dan menjadi orang-orang yang kafir dan membangkang. Maka berjalanlah dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul yaitu kaum Tsamud, kaum Luth dan penduduk Madyan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSungguh Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat untuk menyeru“Sembahlah Allah dan jauhilah tagut”} tinggalkanlah menyembah setiap sesembahan selain Dia {Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan} ditetapkan {dalam kesesatan. Maka berjalanlah di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan} akhir {para pendustaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H36. Allah memberitahukan bahwa hujjahNya telah tegak di hadapan seluruh umat manusia, dan bahwa tidaklah ada sebuah umat yang telah berlalu atau datang belakangan, melainkan Allah pasti telah mengutus seorang rasul di tengah mereka. mereka semua sepakat pada satu dakwah dan satu ajaran, yaitu beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. ”sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut itu”. maka umat manusia terbagi bagi berdasarkan sambutan baiknya kepada para rasul atau tidak menjadi dua golongan; ”maka diantara umat itu ada orang orang yang diberi petunjuk oleh Allah” mereka mengikuti para utusan Allah dalam aspek ilmu dan amalan ”dan ada pula diantaranya orang orang yang telah pasti kesesatan baginya,” lalu dia menelusuri jalan kesesatan ”maka berjalanlah kamu dimuka bumi” dengan raga dan hati kalian ”dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan rasul rasul” karena kalian bakal menyaksikan keanehan keanehan. Tidaklah engkau jumpai orang yang mendustakan rasul melainkan pasti kesudahannya adalah kebinasaan.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ waj tanibuth thaaghuut “dan jauhilah thagut” yaitu menyembah patung dan berhala. حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ haqqat alaihidh dhalaalah “tetap dalam kesesatan.” telah ditetapkan melalui ilmu Allah yang azali. Makna ayat Firman-Nya pada ayat yang kedua 36 “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat untuk menyerukan, “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut.” Allah ta’ala mengabarkan tidak suatu umat melainkan telah diutus seorang rasul kepada mereka sebagai petunjuk dan penerang jalan keselamatan, serta pemberi peringatan dari jalan-jalan kesesatan dan kehancuran. Disebutkan juga persamaan dakwah para rasul, yaitu “laa ilaaha illaah” yang ditafsirkan hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi Thaghut. Dan seruan ini ajakan setan agar manusia menyembahnya dengan membuat indah perkara syirik melalui wali-walinya dari kalangan manusia atau yang lain. Firman-Nya “Maka di antara mereka” yaitu umat-umat yang telah diutus kepada mereka “ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah” maka dia mengetahui, mempercayainya, mengamalkannya, maka ia selamat dan bahagia. “dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.” Yaitu telah ditulis dalam kitab takdir, karena dia terus menerus di atas kesesatan, membelanya, serta mempertahankannya dengan pilihan dan kebebasannya, maka Allah mengharamkannya dari taufiq sehingga dia sesat tidak ada lagi harapan untuk mendapat petunjuk. Firman-Nya “Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan rasul-rasul.” Perintah kepada kafir Quraisy yang berdebat dengan kebatilan, orang-orang yang berhujjah dengan kesyirikan dan syariat mereka yang batil, perintah agar mereka melakukan perjalanan di bumi ke arah utara dan selatan, lalu melihat bagaimana akhir dari orang-orang yang mendustakan para rasul seperti mereka seperti Ad yang ada di utara dan Tsamud di selatan, Madyan, Kaum Luth, dan Fir’aun di barat. Pelajaran dari ayat • Penjelasan makna Laa ilaaha illaah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, An-Nahl ayat 36 Allah Ta’ala memberitahukan bahwa hujjah-Nya telah ditegakkan kepada semua umat dengan mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain Allah. Terhadap seruan rasul tersebut, manusia terbagi menjadi dua golongan; ada yang mengikuti para rasul baik dalam hal ilmu maupun amal, dan ada pula yang tidak mengikutinya, dan inilah orang yang disesatkan Allah Azza wa Jalla. Thaghut adalah setan dan apa saja yang disembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Kamu tidak menemukan seorang pun yang mendustakan rasul kecuali akhir kehidupannya dengan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 36Allah menegaskan bahwa dia selalu mengirim utusan kepada setiap kaum untuk menjelaskan kebenaran. Allah berfirman, dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat sebelum kamu, wahai nabi Muhammad, untuk menuntun dan menyeru kaum masing-masing, 'sembahlah Allah dengan penuh taat dan patuh dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan apa pun. Jauhilah ta'gut, yakni perbuatan maksiat yang melampaui batas, sesuatu atau benda yang dijadikan sembahan, dan apa saja yang memalingkan kamu dari kebenaran. Kemudian di antara mereka yang menerima pesan itu ada yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga mereka beriman dan taat, dan ada pula yang keras kepala dan tetap dalam kesesatan karena keingkaran dan kesombongan mereka. Maka untuk membuktikan apa yang telah Allah timpakan kepada mereka, berjalanlah kamu di bumi, wahai umat nabi Muhammad, dan perhatikanlah sekelilingmu serta renungkanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan para rasul itu. Nabi Muhammad sangat berharap kaum kafir mendapat petunjuk. Allah lalu menegaskan, jika engkau berusaha sekuat tenaga dan sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka itu tidak akan berhasil karena sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, yakni dibiarkan sesat karena lebih memilih jalan kesesatan itu, dan mereka tidak mempunyai penolong yang dapat menyelamatkan mereka. lihat surah al-qashash/28 56.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah sekumpulan penjabaran dari kalangan mufassirun mengenai kandungan dan arti surat An-Nahl ayat 36 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Banyak Dikunjungi Telaah ratusan topik yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Yasin 9, An-Naas, Maryam, Al-Fatihah 6, At-Taubah 40, Al-Ma’idah 32. Juga Luqman 13, Al-Baqarah 285-286, Abasa, Al-Lail, Al-Hujurat 10, Dua 2 Terakhir al-Baqarah. Yasin 9An-NaasMaryamAl-Fatihah 6At-Taubah 40Al-Ma’idah 32Luqman 13Al-Baqarah 285-286AbasaAl-LailAl-Hujurat 10Dua 2 Terakhir al-Baqarah Pencarian tafsiran surah yunus ayat 40 41, bacaan surat dhuha, arti surah alfil, ayat jangan mendekati zina, al kahfi surat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
“dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yg menyerukan; Sembahlah Allah serta jauhilah thaghut.” An-Nahl 36 Ayat tersebut membagikan bahwa pesan tersirat diutusnya para rasul adalah pada rangka mengajak umat mereka buat beribadah kepada Allah semata sesuatu yang disembah dan melarang berasal peribadatan kepada selain-Nya. Lihat al-Jami’ al-Farid lil Alaihi Salam’ilah wal Ajwibah fi Ilmi at-Tauhid, hal. 10 ketika mengambarkan kandungan ayat 36 berasal surat an-Nahl di atas Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, “Ayat ini membagikan bahwa nasihat diutusnya para rasul merupakan agar mereka mendakwahi kaumnya untuk beribadah kepada Allah semata serta melarang dari beribadah kepada selain-Nya. Selain itu, ayat ini membagikan bahwa -tauhid- inilah agama para nabi serta rasul, walaupun syari’at mereka.” Lihat Fat-hul Majid, hal. 20 Adapun istilah thaghut, para ulama mengungkapkan bahwa thaghut mencakup segala sesuatu yg disembah selain Allah serta dia ridha dengannya. oleh sebab itu, sebagian salaf menafsirkan thaghut dengan dukun-dukun/paranormal, ada jua yg menafsirkan thaghut menggunakan setan. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah memberikan pengertian yang relatif lengkap tentang thaghut. beliau berkata, bahwa thaghut ialah segala hal yg membuat seorang hamba melampaui batas menggunakan cara disembah, diikuti, atau ditaati. Demikian sebagaimana dinukil oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah. Lihat Fat-hul Majid, hal. 19 pada pada kalimat sembahlah Allah serta jauhilah thaghut’ terkandung itsbat penetapan serta nafi penolakan. yang dimaksud itsbat merupakan menetapkan bahwa ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. serta yg dimaksud nafi merupakan menolak sesembahan selain Allah. ke 2 hal inilah yg menjadi utama dan pilar kalimat tauhid “laa ilaha illallah”. pada “laa ilaaha” terkandung nafi dan pada “illallah” terkandung itsbat. Sebagaimana dalam sembahlah Allah’ terkandung itsbat dan di kalimat jauhilah thaghut’ terkandung nafi. Lihat at-Tam-hiid, hal. 14 pada dalam kalimat jauhilah thaghut’ terkandung makna yang lebih pada daripada sekedar ucapan tinggalkanlah thaghut’. sebab pada dalamnya terkandung sikap meninggalkan syirik serta menjauhkan diri darinya. Lihat ad-Dur an-Nadhidh, hal. 11 pada pada kalimat jauhilah thaghut’ juga terkandung makna buat meninggalkan segala sarana yg mengantarkan kepada syirik. Lihat I’anatul Mustafid, 1/36 Ayat di atas -pada surat an-Nahl ayat 36- juga menyampaikan faidah kepada kita bahwasanya amal tidaklah sahih kecuali bila disertai dengan sikap berlepas diri dari peribadatan pada segala sesembahan selain Allah Ta’ala. Lihat Qurratu Uyunil Muwahhidin, hal. 4 Views 101 Previous post Tentang Hari Pembalasan 07/20/2022
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah menyebutkan firman Allah yang lain yang terdapat dalam surah An-Nahl, Allah Subhanahu wata’ala berfirman وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul”. QS. An-Nahl 35. Ulama kita menyebutkan beberapa perbedaan antara Nabi dan Rasul, Rasul diutus kepada ummat yang menentang dakwahnya, adapun Nabi diutus kepada ummat yang menerima dakwahnya, adapula yang mengatakan Rasul adalah yang membawa syariat yang baru dan menghapuskan syariat sebelumnya, adapun Nabi yang melanjutkan syariat Nabi selanjutnya, ini diantara perbedaan yang disebutkan oleh para ulama kita, jadi setiap Rasul adalah Nabi namun tidak semua Nabi itu Rasul. Rasul pertama adalah Nuh Alaihissalam sebagaimana dalam hadist syafaat pada hari kiamat ketika orang – orang datang kepada Nabi Adam Alaihissalam meminta syafaat untuk segera diadili dihadapan Allah Subhanahu wata’ala maka Nabi Adam mengatakan”Diriku, diriku, sesungguhnya hari ini Allah sangat murka dan Allah tidak pernah murka seperti kemurkaannya hari ini dan tidak akan pernah murka seperti hari ini setelahnya, berangkatlah kalian kepada Nabi Nuh karena sesungguhnya dia adalah Nabi yang pertama”. Dakwah para Rasul adalah sembalah Allah Subhanahu wata’ala dan jauhi thaghut Pemimpin para thaghut adalah Iblis, dialah yang menyesatkan manusia yang menjadi sesembahan selain Allah Subhanahu wata’ala Al Ummah dalam Al-Qur’an ada beberapa makna dan yang kita pahami ketika dikatakan ummat adalah sekelompok manusia, adapun makna yang lain sebagaimana yang Allah sebutkan pada surah An Nahl ayat 120 ketika Allah mensifatkan Nabi Ibrahim Alaihissalam إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. QS. An-Nahl 120. Yang dimaksud Ummah dalam ayat ini adalah Imam atau Pemimpin, Nabi Ibrahim adalah Imam dan Pemimpin, terkadang ada orang cuma satu akan tetapi seperti satu ummat seperti para ulama bahkan dalam atsar disebutkan kematian satu kampung lebih baik dari pada kematian seorang alim dan syaithan lebih takut kepada seorang alim yang tidur dari pada seorang ahli ibadah yang sementara beribadah, Perkataan ini ada kebenaran karena memang berdasarkan ilmu yang Allah berikan kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam seorang diri namun disifatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala didalam Al-Qur’an sebagai Imam. Ummah juga mengandung arti Al-Millah agama/petunjuk sebagaimana firman Allah dalam surah Az-Zuhruf وَكَذَٰلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَىٰ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰ آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ “Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. QS. Az-Zuhruf 23. Dantara talbis Iblis yaitu ketika telah nyata dalil sampai kepada seseorang dari Al-Qur’an dan Sunnah serta ijma Salaful Ummah kemudian ada yang masih berat menerima kebenaran itu dengan berkata”Apa yang saya dapatkan ini sudah turun-temurun dari nenek moyang saya”, ini hujjah orang – orang kafir Quraisy, oleh sebab itu sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah hendaknya berjalan sesuai dengan dalil Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam serta kembali kepada kebenaran, bukanlah aib ketika seseorang berada dalam kesesatan kemudian kembali kepada kebenaran bahkan ia adalah keutamaan sebagaimana perkataan Umar Radhiyallahu anhu”Kembali kepada kebenaran lebih baik dibandingkan / ketimbang seseorang terus menerus berada dalam kebathilannya”. Ummah juga dalam Al-Qur’an mengandung makna zaman / waktu sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala tentang kisah Nabi Yusuf Alaihissalam yang disebutkan didalam Al-Qur’an وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ “Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat kepada Yusuf sesudah beberapa waktu lamanya “Aku akan memberitakan kepadamu tentang orang yang pandai mena’birkan mimpi itu, maka utuslah aku kepadanya”. QS. Yusuf 45. Kisahnya ketika 2 narapidana dimasukkan ke dalam sel/tahanan dengan Nabi Yusuf, lalu kedua orang ini mimpi dengan mimpi yang berbeda, adapun yang pertama bermimpi memberi minum kepada tuannya kemudian yang kedua bermimpi membawa makanan diatas kepalanya kemudian dipatok oleh seekor burung, Nabi Yusuf memberi ta’wil bahwasanya yang pertama akan dibebaskan kemudian akan menjadi pelayan raja di istana, adapun ta’wil mimpi yang kedua dia akan dibunuh, ta’wil mimpi yang ditafsirkan oleh Nabi Yusuf terjadi diantara keduanya. Nabi Yusuf berpesan kepada yang akan dibebaskan”Sampaikan tentang saya kepada tuanmu atau sang raja“, namun setelah ia keluar dari penjara ia dibuat lupa oleh syaithan dan ia tidak mengingat kecuali setelah waktu yang lama yaitu setelah sang raja mengalami mimpi, seluruh penta’wil mimpi yang ada diistana bingung dengan mimpi yang dialami oleh sang raja dan ketika mereka berbincang dengan mimpi sang raja barulah narapidana yang kini menjadi pelayan sang raja mengingat bahwasanya dahulu ia memiliki mimpi yang dita’wil oleh Nabi Yusuf, sehingga ia baru menyampaikan pesan Nabi Yusuf kepada sang raja, sebagaimana yang disebutkan dalam kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf. Inti pembahasan Dakwah para Nabi dan Rasul adalah satu yaitu mengajak untuk menyembah Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhi thaghut, Diantara beberapa hikmah Allah Subhanahu wata’ala mengutus Nabi dan Rasul sebagai berikut Allah ingin menegakkan hujjah kepada manusia, Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surah An-Nisaa pada ayat 165 رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا “Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. QS. An-Nisaa 165. Nabi diutus ditengah manusia sebagai rahmat bagi mereka sebagaimana dalam firman Allah dalam Surah Al-Anbiya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. QS. Al-Anbiya 107. Jadi islam walaupun diturunkan dinegeri Arab namun ajarannya meliputi seluruh alam, bahkan Allah Subhanahu wata’ala mengutus Nabi kita Muhammad untuk jin dan manusia, dalam surah Ar Rahman ketika Allah mengulangi firmannya فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. QS. Ar-Rahman 13. Ini khitab untuk para jin dan manusia dan Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya“Telah didatangkan kepadaku bangsa Jin mereka mendengarkan apa yang saya sampaikan dan mereka lebih cepat menerima dari pada kalian”. Nabi dan Rasul diutus untuk menjelaskan jalan agar kita bisa sampai kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan selamat. Adapun yang dimaksud dengan At Thagut yang berasal dari kata طَغَى artinya melampaui batas sebagaimana firman Allah yang mensifatkan kaum Nabi Nuh ketika dihantam dengan air banjir bah, Allah Subhanahu wata’ala berfirman إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ “Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik sampai ke gunung Kami bawa nenek moyang kamu, ke dalam bahtera”. QS. Al-Haqqah 11. Definisi Thagut Secara istilah syar’i yaitu sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah “Thaghut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melebihi batasannya, baik itu sesuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati”. Awal kesyirikan semuanya disebabkan karena ghuluw atau melampaui batas, sebagaimana kesyirikan yang terjadi dizaman Nabi Nuh, mereka berbuat syirik disebabkan karena ghuluw kepada orang – orang sholeh, begitupula kesyirikan yang terjadi pada ummat Nabi Isa Alaihissalam disebabkan karena mereka ghuluw kepada Nabi Isa Alaihissalam, oleh karenanya Nabi melarang kita ghuluw sampai kepada beliau, Dari Ibnu Abbas, dia mendengar Umar berkata di atas mimbar Saya mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda “Janganlah kalian terlalu berlebih-lebihan kepadaku sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan kepada Isa bin Maryam, sesunggunhya aku hanyalah seorang hamba Allah maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya”. HR. Al-Bukhari no 3445, 6830. Perkataan pertama yang keluar dari mulut Nabi Isa ketika beliau masih dalam buaian kemudian ibunya dituduh melakukan perbuatan zina oleh kaumnya, Nabi Isa berkata sebagaimana dalam firman Allah قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا Berkata Isa”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” QS. Maryam 30. mengapa beliau tidak mengatakan aku adalah Nabi Allah atau Rasul Allah..? karena beliau tahu dan ini hikmah dari Allah bahwasanya nanti akan ada yang menuhankan beliau, olehnya sejak awal beliau bantah hal tersebut dengan berkata”Sesungguhnya aku ini hamba Allah”. Nabi Isa tidak gengsi untuk menjadi hamba Allah Subhanahu wata’ala. Pada hari kiamat Allah berkata kepada Nabi Isa”Wahai Nabi isa apakah benar engkau mengatakan jadikan aku dan ibuku yang disembah selain Allah”, Nabi Isa berkata”Maha suci engkau Ya Allah, tidak mungkin saya mengatakan perkataan yang seperti itu tidaklah aku berkata kepada mereka agar mereka menyembah engkau dan dulu ketika aku masih hidup saya menjadi saksi Ya Allah tetapi ketika engkau wafatkan aku dan angkat kelangit, engkaulah yang mengawasi mereka adapun saya tidak tahu apa yang mereka lakukan setelah kematianku”, ini menunjukkan bahwa Nabi dan Rasul setelah kematian mereka tidak mengetahui perkara – perkara yang ghaib, tidak mengetahui perkara yang dilakukan oleh ummat – ummat mereka setelah mereka meninggal sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dihari kemudian ketika beliau telah berada ditelaga yang telah disiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk beliau, semua ummatnya datang minum ke telaga beliau yang kata beliau siapa yang meminum dari telaga itu tidak akan merasakan haus setelahnya, Ada diantara ummat beliau yang terhalangi untuk minum ditelaga beliau bahkan diusir untuk menjauh dari telaga. Melihat hal tersebut Rasulullah berkata”Ya Allah mereka ummatku”, Allah Subhanahu wata’ala berkata”Engkau tidak tahu wahai Muhammad apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal”, akhirnya Rasulullah berkata”Menjauh, menjauh, sungguh celaka orang yang mengubah ajaranku setelah kematianku”. Wallahu a’lam Bish Showaab
sembahlah allah dan jauhilah thaghut